Peringatan Hari Pahlawan di Tugu Mauk di Warnai Aksi Unjuk Rasa Tolak Perluasan Pembangunan PIK 2 dan Kembalikan Tanah Yang di Rampas

TintAMerah.info -Kab.Tangerang||Kegiatan peringatan hari Pahlawan di Tugu Mauk kecamatan Mauk kabupaten Tangerang di warnai aksi unjuk rasa penolakan perluasan wilayah properti raksasa PIK 2 oleh Oligarki

Aksi yang melibatkan hampir mendekati ribuan peserta massa yang ikut terlibat diantaranya datang dari berbagai wilayah Tangerang Raya dengan dukungan dari berbagai elemen masyarakat, dan lembaga, diantaranya massa dari Koalisi Rakyat Banten (KRB), aktifis, Tokoh Masyarakat, Advokat, Akademisi, Mahasiswa, Buruh, Tani dan Nelayan, dan kelengkapan property aksi serta berbagai macam spanduk terbentang, diantaranya “Tolak PIK 2 di Pantai Utara Tangerang”

Kegiatan Aksi Unjuk Rasa yang yang di gelar di sekitar Tugu Mauk sudah di rencanakan sebelumnya bertepatan dengan peringatan hari Pahlawan 10 November 2025 yang di gelar pemerintah kecamatan Mauk kabupaten Tangerang mendapatkan pengawalan dan pengamanan ketat dari aparat keamanan TNI Kodim 0510 dan Kepolisian Polresta Tangerang

Aksi yang merupakan puncak dari penegasan sikap yang tertuang dalam “Deklarasi Mauk” menuntut penghentian total dan pertanggung jawaban hukum atas dugaan perampasan tanah milik rakyat, dan pelanggaran kedaulatan negara oleh proyek properti raksasa, khususnya PIK-2.

Massa yang berdatangan dari berbagai wilayah provinsi Banten, meliputi wilayah Kronjo dan wilayah Selatan, Utara Tangerang tersebut, menyampaikan Orasi kebangsaan secara bergantian,

Aksi yang di Gelar secara Akbar di bawah Tugu Mauk, para tokoh pergerakan, Advokat, dan perwakilan nelayan bergantian dengan semangat hari Pahlawan 10 November 2025 menyampaikan Orasi sebagai sinyal bentuk perlawanan terhadap apa yang mereka sebut sebagai “Penjajahan Oligarki Rakus” dan hari ini, musuh kedaulatan rakyat adalah keserakahan oligarki properti.

Lebih lanjut sang Orator lainya mengingatkan, “Dengan semangat hari Pahlawan 10 November kita kembali berperang bukan melawan penjajah Asing, tapi melawan penjajahan Oligarki yang merampas laut dan tanah nenek moyang kita, kami menuntut keadilan, menuntut tanah kami kembali” teriak salah satu orator dari kalangan aktivis, yang disambut gemuruh takbir dan sorakan massa.

Sementara peserta aksi dari Koalisi Rakyat Banten menyatakan, “Akan terus mengawal tuntutan penolakan kami hingga ada tindakan tegas yang nyata dari pemerintah untuk menghentikan proyek bermasalah, mengadili pelakunya, dan memulihkan hak-hak rakyat Banten yang terzolimi. Pungkasnya.

Masih di tempat yang sama, salah satu sesepuh warga pakuhaji, Abah Pion, yang ikut terlibat hadir ditengah Aksi memberikan tanggapan yang di sampaikan kepada awak media Tintamerah.info dan awak media lainya “Tuntutan aksi harus didengar, direalisasikan oleh pemerintah untuk masyarakat Indonesia,” ungkapnya.

Setelah tuntutan di sampaikan melalui Orasi dari berbagai perwakilan, massa aksi berangsur meninggalkan lokasi secara teratur dengan pengawalan dari aparat gabungan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *