DARURAT DBD, Penanganan Preventif Lambat, Puskesmas Cikuya Di Tuding Kurang Tanggap, 6 Kasus DBD dan 1 Kasus Cikumunya, 2 Anak Meninggal

  • Bagikan

Tintamerah-Kab. Tangerang||Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang di sebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus

Di kutip dari artikel Diskominfo kabupaten Tangerang/RS/nA Nomor PR/190-DISKOMINFO/III/2024, kasus DBD sejak bulan Januari 2024 mencapai 600 kasus yang di alami oleh segala usia, mulai dari anak anak hingga orang lanjut usia atau lansia,

Dinas kesehatan kabupaten Tangerang melalui kepala dinas, Muchlis telah menginstruksikan kepada seluruh fasilitas kesehatan baik Puskesmas dan Rumah sakit milik Daerah untuk meningkatkan kesiagaan memberikan pelayanan kepada masyarakat,

Bahkan Pihak Dinkes kabupaten Tangerang juga memberikan perintah kepada para petugas penyuluh kesehatan di tingkat kecamatan agar bisa memberikan sosialisasi tentang pencegahan dan bahayanya penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti

Muchlis menegaskan bahwa di seluruh tempat kesehatan, sudah disiapkan obat obatan Fogging nyamuk dan fasilitas pencegahan DBD lainya , termasuk sudah kordinasi, agar seluruh Puskesmas dan Rumah Sakit milik Daerah serta swasta agar Bersiaga”

Namun, korban kasus DBD, 2 anak meninggal dunia di perumahan Taman Adiyasa blok F Rt 08 RW 07, yang di duga terkena DBD dari 6 korban kasus DBD di wilayah RW 07 desa Cikasungka kecamatan Solear kabupaten Tangerang, sangat sulit mendapatkan tindakan preventif, diantaranya pengasapan Fogging dari Puskesmas Cikuya, hingga akhirnya warga swadaya menyediakan obat obatan sendiri, itupun masih sulit mendapatkan petugas pengasapan atau Fogging, hingga saat ini di wilayah dua Rt, baru satu, yaitu Rt 01 Rw 07 yang sudah di Fogging, pada tanggal 14 Agustus 2024, untuk wilayah Rt 08 RW 07, yang ada dua anak korban meninggal dunia di duga  DBD, hingga di tayangkan berita ini belum ada tindakan pengasapan Fogging,

“lebih jelasnya silahkan hubungi pa Ipat dari Puskesmas Cikuya yang selama ini menangani kasus DBD di wilayah Rw 07 desa Cikasungka, ungkap Ulfa Ulfiyati, ketua Pos Yandu RW 07 desa Cikasungka 23/8/2024

Setelah di konfirmasi awak media di ruang kerjanya, Ipat, penanggung jawab program DBD puskesmas Cikuya berjanji, hari ini akan di lakukan kunjungan ke rumah 2 korban meninggal yang di duga terkena kasus DBD, di perum Taman Adiyasa blok F Rt. 08 RW 07, 27/8/2024

Arsei 9 tahun korban DBD, sudah kembali sehat, bersama Ibu dan adiknya,

Laila Kamelia, orang tua dari korban kasus DBD, yaitu ARSEl, anak usia 9 tahun di temui di rumahnya mengatakan,

“Awalnya demam tinggi, setelah di bawa Puskesmas Cikuya, maupun dokter praktek, sekitar tanggal 11 Agustus 2924, tapi tidak ada perubahan, bahkan keterangan dari hasil medis Puskesmas Cikuya  di sebutkan bahwa anak saya terkena penyakit Radang Tenggorokan, tapi setelah di bawa ke rumah sakit swasta, ARSEl di vonis terkena DBD dan menjalani rawat inap selama tiga hari, hasil Laboratorium dari Rumah sakit kami terima dan saya serahkan pa RW, pada tanggal 14 Agustus 2024 dan  sudah di serahkan kepada puskesmas Cikuya

Setelah 3 hari menjalani rawat inap, Alhamdulillah anak saya, ARSEl sekarang sudah sembuh dari DBD, terkait korban kejadian meninggalnya Jesica maupun Amoy, kalau di lihat gejalanya sama persis dengan gejala yang di alami ARSEl, yaitu DBD, tapi karena orang tuanya mungkin tidak tahu, tidak buru buru di bawa ke dokter atau puskesmas, sore hari Jesica masih kelihatan sehat, masih main sama temen nya, tapi malamnya badan dingin, pagi sekitar pukul 06:00 WIB JESICA tidak tertolong,

Adanya kenaikan kasus DBD di wilayah perum taman Adiyasa RW 07 desa Cikasungka kecamatan Solear, lantas anggaran Surveilans di puskesmas Cikuya yang nilainya Puluhan juta apa Capaiannya ?, kenyataanya hampir setiap tahun Perumahan Taman Adiyasa wilayah RW 07 desa Cikasungka selalu ada korban kasus DBD hingga meninggal dunia,

Anggaran yang di peruntukan untuk kegiatan pengamatan sistematis dan berkelanjutan terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan, yang bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi epidemiologi sebagai dasar manajemen kesehatan.

Data yang digunakan untuk pengambilan keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi program kesehatan yang bisa digunakan untuk meningkatkan kewaspadaan dan respon kejadian luar biasa yang cepat dan tepat,” Ungkap pegiat sosial yang kebetulan sebagai tetangga korban kasus DBD meninggal Dunia , blok F (Red.) perum taman Adiyasa RT 08 RW 07 desa Cikasungka kecamatan Solear kabupaten Tangerang.

Penulis: Mr.Editor: Mular
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *