Tintamerah-Kabupaten Tangerang|| Proyek pembangunan ruang kelas SD N Cikuya II kecamatan Solear kabupaten Tangerang provinsi Banten menjadi sorotan, pasalnya selama pelaksanaan kegiatan di tuding abaikan SOP pelaksanaan kegiatan pengadaan jasa konstruksi,
Para pekerja tidak di lengkapi dengan alat pengaman diri (APD)
Helm proyek, maupun sepatu safety, bahkan beberapa pekerja terlihat menggunakan sendal jepit maupun tanpa alas kaki alias nyeker,
Kegiatan pengadaan barang dan jasa konstruksi dari Dinas Pendidikan kabupaten Tangerang, di biayai dengan APBD kabupaten Tangerang tahun anggaran 2024 sebesar Rp. 298 473 900,- di peruntukan untuk pembangunan Ruang kelas, konstruksi dua lantai, dengan memanfaatkan ruang kelas lama yang di rekondisi dengan penambahan tiang kolom ukuran sekitar 30X30 Cm tinggi sekitar 3,5 meter, kontraktor pelaksana CV KOSAMBI CERIA ASIH
Proyek kegiatan yang di dominasi dengan kegiatan perkerasan kaku beton, menjadi pertanyaan beberapa kalangan pengamat pelaksanaan kegiatan proyek milik pemerintah,
Termasuk penggunaan material yang sering terlihat jenis material mutu rendah yang berdampak pada kualitas dan mutu hasil pekerjaan, termasuk mutu beton yang di gunakan pada konstruksi kolom yang berukuran sekitar 30X30 dengan ketinggian sekitar 3,5 meter,
Pasalnya penggunaan beton yang pengolahannya secara manual, yaitu menggunakan mesin molen ukuran sekitar 1/4 kubik, mutu beton yang menjadi pilar penyangga lantai dua dengan ketebalan 12 Cm cukup di khawatirkan kekuatannya oleh kalangan pengamat proyek pemerintah, pasalnya, komposisi dan kualitas material yang di gunakan di duga tidak memenuhi standarisasi beton siap pakai (ready mix), umur beton manual yang di khawatirkan belum kering karena kekentalan beton (Slump) tidak di lakukan pengetesan, belum 7 hari sudah ada aktifitas yang bisa menimbulkan getaran tiang kolom, yang bisa menimbulkan keretakan, yang tidak di ketahui, mutu beton juga layak di pertanyakan,
Misal, material jenis pasir terlihat cukup tinggi kandungan lumpurnya, jenis split yang di gunakan, kualitasnya terlihat mutu yang rendah, apalagi komposisi penggunaan masing masing material yang menunjukan kualitas mutu beton, (desaign mix)itu juga di pertanyakan para pengamat proyek pemerintah, apalagi setelah di pertanyakan kepada para pekerja proyek, benda uji berupa kubus maupun silinder dari beton yang di gunakan untuk pembuatan konstruksi kolom beton maupun lantai tidak di buat di lokasi kegiatan, dari mana mengetahui ukuran mutu beton yang mungkin sudah di tentukan dalam RAB
Awak media menyambangi kantor dinas pendidikan guna mengklarifikasi kepada PPTK, maupun kepala Bidang Pengelolaan Pendidikan Sekolah Dasar, yaitu Dilli Windu Rezeki Sugandhi, pada saat kegiatan berjalan sekitar satu minggu
guna verivikasi RAB kegiatan pembangunan ruang kelas,
Dengan sikap yang di nilai kurang menunjukan sikap Pejabat publik, mengatakan,
“SPK nya baru terbit belum lama, PPTK nya saya, terkait penggunaan material, saya Insinyur Tehnik, yang penting tidak menyimpang dari RAB, dan kalau mau membicarakan lebih lanjut, nanti setelah kegiatan mencapai 90%, sekarang saya mau rapat,” tutur Kepala Bidang Pengelolaan Pendidikan Sekolah Dasar, Dilli, sambil meninggalkan awak media di ruang staf lantai dua,
Setelah pelaksanaan kegiatan mencapai sekitar 40% terlaksana, ketua dewan Komite SD Cikuya 2, Sukardin mengatakan,
Pembangunan ruang kelas baru, sesuai usulan, kami dari dewan Komite, belum pernah ketemu sama kontraktornya, saya tidak tahu Bestek maupun RAB kegiatan yang sedang berlangsung, bahkan jajaran dewan Komite tidak pernah di libatkan oleh kontraktor untuk pembahasan kegiatan,
Yang saya tahu, karena keterbatasan lahan, maka penambahan ruang kelas baru yang di ajukan oleh pihak sekolah bersama dewan Komite, penambahan ruang kelas di buat ke atas, dengan konstruksi bangunan dua lantai, tapi untuk sekarang ini, katanya hanya sebatas pembangunan konstruksi beton dan pembangunan lantai, untuk pengadaan bangunan ruang kelas baru, rencana di laksanakan dengan pagu anggaran berikutnya, mudah mudahan tahun ini terealisasi, itu kata kepala sekolah, dan kata kasi Sarpras (sarana dan prasarana) yang di konfirmasi sama rekan saya, Anwar, bahkan terkait anggaran biaya sekarang ini ada kesalahan, jumlahnya terlalu kecil, harusnya sekitar Rp. 400 juta, itu juga kata rekan dewan Komite, Anwar
“Terkait pembangunan yang sedang berlangsung, kami sebagai penerima manfaat juga menghawatirkan konstruksi tiang kolom, kedalaman konstruksi Cakar ayamnya juga kami ragu, apalagi beton yang di gunakan beton manual, bukan beton siap pakai atau ready mix, seperti pembangunan lantai dua,
Saya sering mengunjungi kegiatan pembangunan, beton lantai tidak pernah terlihat perawatan penyiraman air, seperti layaknya pengecoran jalan, cuaca sekarang panasnya cukup berlebihan, kekhawatiran retak ada, apalagi besi tulangan lantai menggunakan besi polos 8 mm full, bukan besi ulir atau besi wermes, dan tidak menggunakan besi bondek,
Kami hanya menyayangkan sikap kontraktor pelaksana, CV KOSAMBI CERIA ASIH, Pemiliknya katanya tidak pernah datang, jadi susah buat klarifikasi Bestek dan RAB, yang ada cuma mandor yang juga bertindak sebagai tukang yang aktif ikut kerja,
Terkait RAB maupun Bestek, harusnya pihak kontraktor memajang Gambar konstruksi, yang mudah di lihat, dan RAB di serahkan ke pihak sekolah, agar kami bisa ikut mengawasi penggunaan material, ini soal mutu, kualitas, keamanan dan kenyamanan penerima manfaat, agar proses belajar mengajar bisa berjalan dengan aman dan nyaman, jangan di sepelekan,
Atau mungkin karena kami di anggap tidak paham, jadi hal hal yang di anggap sepele, tidak perlu di perhatikan, buat kami penting, karena kami sebagai penerima manfaat, termasuk kekhawatiran resiko, jika kegiatannya tidak sesuai RAB maupun Bestek, ini juga menyangkut keselamatan anak didik dan guru pengajar,” tutur ketua dewan Komite Sukardin, yang di benarkan oleh rekanya Anwar, dengan nada kecewa, 28/7/2024.
Kegiatan pengadaan barang dan jasa konstruksi wilayah kabupaten Tangerang, banyak yang terkesan asal jadi, mengejar keuntungan, bahkan dugaan proyek titipan cukup marak beredar, yang menimbulkan kecemburuan para kontraktor yang tidak mendapatkan paket kegiatan, baik Penunjukan maupun Lelang yang pemenangnya di nilai sudah di desaign,
Jadi bukan hanya penggunaan material yang di anggap di bawah standar, Kompetensi pengawas dari dinas terkait juga perlu di pertanyakan, sudah Tersertifikasi belum, kalau kompetensinya aja belum tersertifikasi, bagaimana akan melakukan pengawasan sesuai konstruksi yang di tetapkan, termasuk pemahaman material, belum tentu paham,
Ini sering kita jumpai, pengawas maupun konsultan, datang ke lokasi kegiatan, cuma foto foto buat laporan kunjungan mungkin, tidak lama kemudian pergi, penilaian serupa di benarkan oleh para pekerja, karena di lokasi hanya ada pekerja, dan mandor, pelaksana dan kontraktor atau pemilik sangat jarang ada di lokasi kegiatan,
Arahan teknik dari Pengawas maupun Konsultan juga tidak pernah terlihat, apalagi kualitas material, ini karena pengawas dan konsultan di nilai tidak paham, sertifikasinya juga perlu di pertanyakan, bagaimana hasil pembangunannya mau berkualitas, yang ada juga sebaliknya, ini yang perlu di evaluasi,” tegas ketua umum LSM PELOPOR Indonesia, Safrudin, SP. 19/7/2024